BEKASI – Kebayang gak, shooting iklan di lokasi produksi konten digital? Itulah yang dialami tim DMK Pictures saat produksi Filler (iklan berdurasi panjang) Ramadhan Kecap Sedaap, Jumat (28/2/2025) lalu.
Beberapa hari sebelum shooting, tim DMK Pictures melakukan “reki” (survey lokasi). Ini bagian terpenting dari proses produkdi iklan TVC (Televisi Commercial). Untuk menentukan kebutuhan alat, art dan treatment.
Lokasinya di kawasan Komplek Mediterania Regency Cikunir, Jati Asih, Bekasi. Sebuah rumah modern minimalis seluas 150-an meter persegi. Dua lantai plus roodtop.
Pas tim DMK Pictures survey, di lokasi itu sedang ada shooting konten digital. Terlihat beberapa kru, peralatan lighting minimalis, tak ada kamera profesional. Mereka shooting menggunakan handphone (Hp).
Lokasi ini memang disewa-sewakan oleh pemiliknya, untuk kepentingan shooting apasaja. Paling layak untuk konten digital. Atau produksi filler kuliner. Karena ada set dapur yang lumayan artistik untuk itu. Sewanya per jam, Rp 500 ribuan.
Sebenarnya, lokasi ini pas untuk produksi filler ramadhan Kecap Sedaap. Toh inti iklan tayangan ini adalah masak-masak.
Tapi, ide creatif Filler Ramadhan Kecap Sedaap kali ini agak beda. Ada sesi adegannya. Tiap versi. Dari lima versi yang diproduksi. Oleh Chef Steby Rafael dan para talent, sesuai adegan.
“Itulah masalahnya. Spot untuk adegan di lokasi itu sangat terbatas dan sempit. Butuh effort sangat besar untuk menata lighting dan kamera,” kata Yahya W, Creative Director DMK Pictures.
Tapi, lokasi inilah yang dimaui dan dipilih klien. Opsi dari DMK Pictures, seperti “Rumah Kucing Cireundeh” atau “Studio Rumah Nenek Jagakarsa”, ditolak. Padahal, semua tau, kedua lokasi itu gak hanya biasa digunakan untuk shooting iklan. Film atau sinetron pun jadi langganan.
Seperti lirik lagu dangdud yang populer itu, “… Mau tidak mau, kau harus mau …”. “Gak ada perintah lain, bagi tim DMK Pictures, kecuali, Jalan!” tandas Riana Suryawati, Account Director DMK Comm.
“Aman sih!” ujar Budi A Darmawan (Combro), sutradara filler ini.
Dan di hari “H” shooting, proses shooting lima versi filler itu berjalan dengan “speed rendah”. Masalah terbesarnya ya itu tadi, lama di setting peralatan. Karena masing-masing versi beda adegan dan posisi.
Bagi Chef Steby Rafael dan tim, masalah terbesarnya adalah lokasi masak. Mereka tidak dapat titik yang nyaman. Di garasi, atap kacanya sangat menyiksa. Sinar matahari menyerang langsung tanpa halangan.
“Bisa jadi “pindang” kalau terjemur begini,” keluh Chef dan krunya.
Kru DMK Pictures akhirnya merelakan stand replektor lampu untuk membuat payung peneduh bagi kru masak Chef Steby.
Dan mohon maklum, manajemen DMK Pictures tidak bisa memberikan kenyamanan lebih bagi perwakilan klien Kecap Sedaap dan agency yang ikut mendampingi acara shooting kali ini.
Bagaimana caranya? Mau nambah AC, ruangan terlalu sempit. Dan listrik rumah itu gak bakal cukup untuk sekaligus menyalakan peralatan shooting. Pakai jenset? Proses ijin lingkungannya mentok di warga, yang ogah terganggu suara bising.
Walhasil, mohon maaf bila semua harus rela berkeringat di dalam ruangan. Yang bahkan desir angin dari dua kipas duduk yang ada, seolah tidak terasa, menjangkau wajah empat orang wakil klien, empat wakil agency, dan 12 kru DMK Pictures.
Semua pasti gerah.
Belum lagi kendala harus nunggu kedatangan “bintang utama” (KOL) yang dipilih klien. Bengongnya terlalu lama.
Kalau gak ingat lokasi di komplek perumahan, kru akan main gitar dan berdendang seraya menunggu sesi take berikutnya. Nyaman kali, sambil leyeh-leyeh di taman depan rumah, di bawah pohon mangga.
Namun syukur, semua kendala itu bisa dilalui dengan santai oleh segenap tim DMK Pictures. Shooting yang dimulai pukul 10 pagi itu, berakhir pas jam 10 malam.
Anehnya, semua terlihat happy. Pun para wakil klien dan agency yang selama 12 jam ikut dan melihat proses produksi sambil berkeringat. Tawa mereka terdengar renyah saat pamit pulang.
Memang, jam terbang gak bisa dipungkiri.
*(MA Jauhari/DMKTV)
